Rabu, 18 Januari 2012

ISLAM ADALAH KEIMANAN DAN PERBUATAN



Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan agama yang berintikan keimanan dan perbuatan (amal).
Keimanan itu akidah dan pokok, yang di atasnya berdiri syari’at islam. Kemudian dari pokok itu keluarlah cabang-cabangnya.
Perbuatan itu merupakan  syari’at dari cabang-cabang yang dianggap sebagai buah yang keluar dari keimanan serta akidah itu.
Keimanan dan perbuatan atau dengan kata lain akidah dan syariat. Keduanya itu antara satu dengan yang lain sambung- menyambung, hubung-menghubungi dan tidak dapat terpisah yang satu dengan yang lainnya. Keduanya adalah sebagai buah dengan pohonnya, sebagai musyabbab dengan sebabnya atau sebagai natijah (hasil) dengan mukaddimahnya (pendahuluannya).
Oleh karena adanya hubungan yang amat erat itu, maka amal perbuatan selalu disertakan penyebutnya dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al-Quran Al-karim.
Sebagai missal dapatlah dikemukakan firman-firman Allah Ta’ala :
Qs. Al-Baqarah :25, An-Nahl:97, Qs. Maryam 96.

PENGERTIAN  KEIMANAN ATAU AKIDAH
Pengertian keimanan atau akidah itu tersusun dari enam perkara :
  1. Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat dengan nama-namaNya yang mulia dan sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-bukti wujud atau adanya serta kenyataan sifat keagunganNya dalam alam semesta atau dunia ini.
  2. Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni alam yang tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan-kekuatan kebaikan yang terkandung didalamnya yakini malaikat, juga kekuatan-kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan syetan. Selain itu juga ma’rifat dengan apa yang ada didalam alam ini yang lain seperti jin dan ruh.
  3. Ma’rifat dengan kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan olehNya kepada para rusul. Kepentingannya ialah dijadikan sebagai batas untuk mengetahui antara hak dan yang bathil, yang baik dan yang jelek, yang halal dan yang haram, juga antara yang bagus dan yang buruk.
  4. Ma’rifat denbgan Nabi-Nabi serta Rusul-Rusul Allah ta’ala yang dipilih olehnya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak.
  5. Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa-pristiwa yang terjadi disaat itu seprti kebangkitan dari kubur (hidup lagi sesudah mati), memperoleh balasan, pahala atau siksa, surge atau neraka
  6. Ma’rifat kepada takdir (qadha dan khadar) yang diatas landasannya itulah berjalannya peraturan segala yang ada di alam semesta ini, baik dalam penciptaan atau cara mengaturnya.
Allah SWT berfirman :
As-syura:13 , Al-maidah : 48
Marilah kita kupas secara terperinci kemanfaatannya baik dalam kehidupan perorangan ataupun perkembangan masyarakat ramai :
Pertama ialah Ma’rifat kepada Allah SWT yang akan memancarkan berbagai perasaan yang baik dan dapat dibina diatasnya semangat menuju kearah perbaikan. Ma’rifat ini dapat pula memberi didikan kepada kita untuk senantiasa menyelidiki dan meneliti mana-mana yang salah dan tercela, malahan dapat menumbuhkan kemauan untuk mencari keluhuran kemuliaan dan ketinggian budi dan akhlak dan sebaliknya juga menyuruh seseorang supaya menghindarkan dirinya dari amal perbuatan yang hina, rendah dan tidak berharga sedikitpun.
Kedua ialah ma’rifat kepada Malaikatnya Allah SWT. Hal ini dapat mengajak hati sendiri untuk mencontoh dan meniru prilaku mereka yang serba baik dan terpuji. Juga dapat tolong menolong dengan mereka untuk mencapai yang hak dan luhur. Selain itu mengajak pula untuk memperoleh penjagaan yang sempurna, sehingga tidak satupun yang timbul dari manusia itu melainkan yang baik-baik dan segala tindakannya pun tidak akan ditujukan melainkan untuk maksud yang mulia belaka
Ketiga ialah ma’rifat kepada kitab-kitab Allah SWT. Ini adalah suatu ma’rifat yang memberikan arah untuk menempuh jalan yang lurus bijaksana dan diridhoi Allah SWT dan tentunya sudah digariskan oleh  oleh Allah agar seluruh umat manusia itu menaatinya. Sebabnya ialah karena hanya dengan melalui inilah, maka seseorang itu dapat sampai kearah kesempurnaan yang hakiki, baik dalam segi kebendaan (materi) atau segi kerohanian dan akhlak (adabi)
Keempat ialah ma’rifat kepada rosul-rosul Allah. Dengan ma’rifat ini dimaksudkan agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya, memperhias diri dengan meniru akhlak para rosul itu, selain itu juga bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak terjang beliau itu. Sebab sudah jelaslah bahwa tindak langkahnya para rosul intu mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik sekali, bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh Allah agar dimiliki oleh seluruh umat manusia.
Kelima ma’rifat kepada hari akhir dan ini akan menjadi pembangkit yang terkuat untuk mengajak manusia itu berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Keenam ialah iman kepada takdir dan ini akan memberikan bekal kekuatan dan kesanggupan kepasa seseorang untuk menanggulangi segala macam rintangan, siksaan, kesengsaraan dan kesukaran. Sementara itu akan dianggap kecil sajalah segala penghalang dan cobaan.sekalipun bagaimana dahsyat dan hebatnya.
Hal-hal sebagaimana diatas tampak dengan jelas bahwa akidah itu tujuan utamanya memberi didikan yang baik dalam menempuh jalan kehidupan, menyucikan jiwa lalu mengarahkan kejurusan yang tertentu untuk mencapai puncak dari sifat-sifat yang tinggi dan luhur dan lebih utama lagi supaya diusahakan agar sampai tingkatan ma’rifat yang tertinggi.

Tidak ada komentar: