Islam adalah
agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan agama yang berintikan
keimanan dan perbuatan (amal).
Keimanan itu
akidah dan pokok, yang di atasnya berdiri syari’at islam. Kemudian dari pokok
itu keluarlah cabang-cabangnya.
Perbuatan itu
merupakan syari’at dari cabang-cabang
yang dianggap sebagai buah yang keluar dari keimanan serta akidah itu.
Keimanan dan
perbuatan atau dengan kata lain akidah dan syariat. Keduanya itu antara satu
dengan yang lain sambung- menyambung, hubung-menghubungi dan tidak dapat
terpisah yang satu dengan yang lainnya. Keduanya adalah sebagai buah dengan
pohonnya, sebagai musyabbab dengan sebabnya atau sebagai natijah (hasil) dengan
mukaddimahnya (pendahuluannya).
Oleh karena
adanya hubungan yang amat erat itu, maka amal perbuatan selalu disertakan penyebutnya
dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al-Quran Al-karim.
Sebagai missal
dapatlah dikemukakan firman-firman Allah Ta’ala :
Qs. Al-Baqarah :25, An-Nahl:97,
Qs. Maryam 96.
PENGERTIAN KEIMANAN ATAU AKIDAH
Pengertian
keimanan atau akidah itu tersusun dari enam perkara :
- Ma’rifat kepada Allah, ma’rifat dengan nama-namaNya yang mulia dan sifat-sifatNya yang tinggi. Juga ma’rifat dengan bukti-bukti wujud atau adanya serta kenyataan sifat keagunganNya dalam alam semesta atau dunia ini.
- Ma’rifat dengan alam yang ada dibalik alam semesta ini yakni alam yang tidak dapat dilihat. Demikian pula kekuatan-kekuatan kebaikan yang terkandung didalamnya yakini malaikat, juga kekuatan-kekuatan jahat yang berbentuk iblis dan sekalian tentaranya dari golongan syetan. Selain itu juga ma’rifat dengan apa yang ada didalam alam ini yang lain seperti jin dan ruh.
- Ma’rifat dengan kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan olehNya kepada para rusul. Kepentingannya ialah dijadikan sebagai batas untuk mengetahui antara hak dan yang bathil, yang baik dan yang jelek, yang halal dan yang haram, juga antara yang bagus dan yang buruk.
- Ma’rifat denbgan Nabi-Nabi serta Rusul-Rusul Allah ta’ala yang dipilih olehnya untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak.
- Ma’rifat dengan hari akhir dan peristiwa-pristiwa yang terjadi disaat itu seprti kebangkitan dari kubur (hidup lagi sesudah mati), memperoleh balasan, pahala atau siksa, surge atau neraka
- Ma’rifat kepada takdir (qadha dan khadar) yang diatas landasannya itulah berjalannya peraturan segala yang ada di alam semesta ini, baik dalam penciptaan atau cara mengaturnya.
Allah SWT berfirman :
As-syura:13 , Al-maidah : 48
Marilah kita
kupas secara terperinci kemanfaatannya baik dalam kehidupan perorangan ataupun
perkembangan masyarakat ramai :
Pertama ialah
Ma’rifat kepada Allah SWT yang akan memancarkan berbagai perasaan yang baik dan
dapat dibina diatasnya semangat menuju kearah perbaikan. Ma’rifat ini dapat
pula memberi didikan kepada kita untuk senantiasa menyelidiki dan meneliti
mana-mana yang salah dan tercela, malahan dapat menumbuhkan kemauan untuk
mencari keluhuran kemuliaan dan ketinggian budi dan akhlak dan sebaliknya juga
menyuruh seseorang supaya menghindarkan dirinya dari amal perbuatan yang hina,
rendah dan tidak berharga sedikitpun.
Kedua ialah
ma’rifat kepada Malaikatnya Allah SWT. Hal ini dapat mengajak hati sendiri
untuk mencontoh dan meniru prilaku mereka yang serba baik dan terpuji. Juga
dapat tolong menolong dengan mereka untuk mencapai yang hak dan luhur. Selain
itu mengajak pula untuk memperoleh penjagaan yang sempurna, sehingga tidak
satupun yang timbul dari manusia itu melainkan yang baik-baik dan segala
tindakannya pun tidak akan ditujukan melainkan untuk maksud yang mulia belaka
Ketiga ialah
ma’rifat kepada kitab-kitab Allah SWT. Ini adalah suatu ma’rifat yang
memberikan arah untuk menempuh jalan yang lurus bijaksana dan diridhoi Allah SWT
dan tentunya sudah digariskan oleh oleh
Allah agar seluruh umat manusia itu menaatinya. Sebabnya ialah karena hanya
dengan melalui inilah, maka seseorang itu dapat sampai kearah kesempurnaan yang
hakiki, baik dalam segi kebendaan (materi) atau segi kerohanian dan akhlak
(adabi)
Keempat ialah
ma’rifat kepada rosul-rosul Allah. Dengan ma’rifat ini dimaksudkan agar setiap
manusia itu mengikuti jejak langkahnya, memperhias diri dengan meniru akhlak
para rosul itu, selain itu juga bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak
terjang beliau itu. Sebab sudah jelaslah bahwa tindak langkahnya para rosul
intu mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik sekali,
bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh
Allah agar dimiliki oleh seluruh umat manusia.
Kelima
ma’rifat kepada hari akhir dan ini akan menjadi pembangkit yang terkuat untuk
mengajak manusia itu berbuat kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Keenam ialah
iman kepada takdir dan ini akan memberikan bekal kekuatan dan kesanggupan
kepasa seseorang untuk menanggulangi segala macam rintangan, siksaan,
kesengsaraan dan kesukaran. Sementara itu akan dianggap kecil sajalah segala
penghalang dan cobaan.sekalipun bagaimana dahsyat dan hebatnya.
Hal-hal sebagaimana
diatas tampak dengan jelas bahwa akidah itu tujuan utamanya memberi didikan
yang baik dalam menempuh jalan kehidupan, menyucikan jiwa lalu mengarahkan
kejurusan yang tertentu untuk mencapai puncak dari sifat-sifat yang tinggi dan
luhur dan lebih utama lagi supaya diusahakan agar sampai tingkatan ma’rifat
yang tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar